Wednesday, March 2, 2011

PJKA KELAS EKONOMI - BRANTAS

Kelas Ekonomi di Kereta Api (dalam bayangan saya waktu itu) adalah gelap tidak ada tepat duduk, jika ada tempat duduk itupun dari kayu dan banyak tukang jualan alias pedangan asongan.

Tapi setelah saya mencoba Kelas Ekonomi baru-baru ini, ternyata tidak separah yang saya bayangkan, Kelas Ekonomi ini sudah lumayan, tempat duduknya sudah lumayan empuk, walaupun kaku dan tidak dapat dirubah2 (tapi tidak se-empuk kelas bisnis, apalagi kelas eksekutif dan jauh sekali dari kelas argo)

Pertama naik ke kereta terlihat toilet yang bersih membuat saya lebih bersemangat dan ternyata juga ada lampunya sehingga tidak gelap... :D

Tetapi setelah 3 jam kemudian ada yang membuat hati ini menjadi TIDAK TERIMA dengan PERLAKUAN PJKA apakah itu?

Pada kelas ekonomi ini penumpang non seat sangat banyak, pertama mereka berdiri tetapi siapa yang tahan berdiri terus jika perjalanan melebihi 3 jam? kemudian mereka duduk dibawah bahkan ada yang memilih tidur dibawah bangku penumpang... :(

Konidisi diperparah dengan penjual minuman,makanan dan souvenir yang jumlahnya tidak terbatas menjajakan dagangannya dari gerbong satu ke gerbong lainnya, karena jalan dipenuhi penumpang yang duduk berdesakan, mereka berjalan dengan cara menginjak pinggir bangku ke pinggir bangku yang lainnya.

Ingin buang air kecil mulai terasa, melihat keadaan seperti itu membuat saya berfikir ulang ..... (bagaimana jalannya?)

Akhirnya saya mencoba berdiri dan bertanya apakah saya bisa melewati mereka untuk ke toilet? tapi apa informasi yang saya dapat? TERNYATA TOILET TIDAK BISA BERFUNGSI, KARENA BANYAK PENUMPANG NONSEAT YANG DUDUK DISANA .... :(

SETEGA INI KAH PJKA mengartikan KELAS EKONOMI????????
Tidakkah PJKA berfikir bahwa yang dibawa ini manusia, bukannya binatang??? ini perjalanan jauh, dan melelahkan. Sungguh, menurut saya PJKA tidak mau perduli.

Bisakah PJKA untuk kedepannya Menjual tiket sesuai jumlah bangku dan jika menjual yang non seat untuk 1 gerbong tidak boleh melebihi 4 orang, sehingga smua yang naik merasa nyaman.

Dan bisakan PJKA membatasi jam dan jumlah pedagang asongan ? sehingga penumpang tidak merasa terganggu.

Semoga PJKA tidak membuat Kelas Ekonomi untuk meraup untung tanpa memperdulikan kenyamanan penumpangnya.