Friday, March 27, 2009

Bencana Alam Tanggul Situ Gintung

Tidak tau kenapa, aku sedih sekali mendengar berita ini, apa karena bencana itu terjadi pada saat orang sedang tertidur lelap, sehingga mereka tidak tau dalam kegelapan itu harus bagaimana, atau karena aku terlalu menghayati.

Yang pasti hingga saat ini dari 52 orang yang meninggal dunia yang sudah ditemukan, 47 orang teridentifikasi. Selain itu masih 50 orang lagi masih dalam pencarian, karena medan yang sulit akibat ketebalan lumpur yang ikut hanyut saat banjir bandang akibat jebolnya tanggul Situ Gintung jam 2 malam tadi.

Belum rumah- rumah warga yang hancur dan sebagian ikut terbawa arus, hingga saat ini bantuan terus mengalir dari berbagai kalangan. Aku harapkan semoga kejadian ini tidak terulang lagi dimanapun.


بسم الله الرحمن الرحيم
أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ
وَوَضَعْنَا عَنْكَ وِزْرَكَ
الَّذِي أَنْقَضَ ظَهْرَكَ
وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَ
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ
وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ

Bukankah kami telah melapangkan (Alam Nasyrah)
Bukankah kami telah melapangkan untukmu dadamu?
Dan kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu?
Yang memberatkan punggungmu?
Dan kami tinggikan bagimu sebutan (nama) mu?
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,
dan hanya kepada Rabbmulah hendaknya kamu berharap.

Monday, March 16, 2009

renungan tentang "KEMATIAN"

Diarsipkan di bawah: story and poetry — armeina200569 @ 1:55 pm


Kematian itu memang pasti datang, entah kapan…. karena kematian itu seperti sebuah janji tanpa batas waktu, aku tak dapat sengaja menunggu kematian, dan mempersiapkan segala sesuatunya untuk hal tersebut.

Bila kematian itu menghampiri orang-orang yang kusayangi, akan kah aku bersedih? Relakah aku melepasnya? Padahal aku tau Tuhan telah menentukannya, dan padahal aku tau Tuhan lebih berhak atas-nya dibanding kita.

Melihat sesuatu yang sangat dekat dengan “kematian” membuat aku tak kuasa untuk menghadapinya….

Allahu rabbi jika aku boleh memilih, bisakah Engkau berikan yang terbaik untuk orang-orang yang kusayangi “Panjang Umur dan jika sudah waktunya mereka kembali padaMu,mereka kembali dalam keadaan bahagia dan berserah diri padaMu…”

Friday, March 13, 2009

Lebih Enak Jadi Apa?

Sewaktu aku masih bekerja dengan posisi yang enak, maka aku berkata lebih enak jadi karyawan, bisa juga koq me-manage orang karena kita kan atasan mereka, tiap bulan dapat gaji lumayan, dapat ilmu pengetahuan yang lumayan dengan seminar-seminar gratis yang diikutkan oleh perusahaan untuk kita.

Tetapi setelah aku berusaha sendiri, maka aku berkata lebih enak jadi pengusaha walaupun itu dengan usaha yang kecil, karena memang tetap saja pengusaha, yang dapat menentukan income, yang dapat mengatur pekerjaan, tidak khawatir dengan report yang harus diselesaikan, tidak khawatir dengan target yang belum sampai, tidak takut dengan segala aturan perusahaan yang secara tidak sengaja terlanggar, dan kita mempunyai karyawan, karena kita adalah boss disini.


Tetapi setelah berjalan beberapa lama, rasanya ingin kembali menjadi karyawan dan setelah itu terlaksana maka usaha yang telah dirintis perlahan akan hancur, dan penyesalan akan timbul belakangan.

Jadi sebenarnya lebih enak jadi apa?,
Kenapa tidak berusaha saja jadi apa yang menurut kita enak?, dan terus melangkah maju, tak usah perdulikan sekelilling, toh mereka juga tidak setuju bukan karena kemampuan kita, tapi karena tidak sesuai dengan selera mereka.

Jadi lebih enak jadi apa
adalah dengan menuruti kehendak hati sendiri bukan dari pandangan orang lain, karena bila ingin lebih enak jadi apa sesuai dengan hati orang lain artinya kita menuruti selera mereka, bukan selera kita.

PEACE!!!!